Senin, 14 Oktober 2019

Memilih tipe Mosfet pengganti sebagai substitusi atau persamaan.


Memilih MOSFET sebagai subsitusi atau persamaan.
Kadang kita terpaksa mengganti Mosfet dengan tipe lain, karena kesulitan cari tipe yang sama dengan yang rusak.
Kecuali karakteristik Arus (Ampere) dan Tegangan (Volt) yang harus diperhatikan…….maka sebenarnya ada karakteristik lain yang perlu diperhatikan, yaitu RDS(on).

Mosfet yang umumnya dipekerjakan sebagai “switching” bekerja jadi semacam saklar mekanik on-off.
Saklar mekanik yang ideal saat “ON”,  tentu saja yg baik adalah jika kontak kedua kaki saklar mempunyai resistansi “R” nol ohm.
Jika kontak saklar kurang baik, maka seakan kedua kontaknya ada semacam resistansi (R). Makin besar resistansi kontak saklar mekanik, maka saklar akan menjadi makin panas. Bahkan kadang bisa terbakar.

Demikan halnya dengan MOSFET.
Saat kondisi “0N” resistansi antara kaki S-D (Source – Drain) idealnya adalah nol.
Tapi dalam praktek hal ini tdk bisa diketemukan. Antara S-D pasti ada resistansi “R”, yg istilah tekniknya dinamakan RDS(on).
Mosfet yang bagus adalah yang RDS(on) nya kecil. Semakin kecil semakin bagus, karena tidak banyak menimbulkan panas.

RDS(on) Mosfet tegangan tinggi (misal 600v) cenderung mempunyai nilai yg lebih besar dibanding Mosfet tegangan rendah (misal 200v).
Mengganti Mosfet untuk BL Inverter, maka sebaiknya tetap menggunakan Mosfet tegangan rendah (100 atau 200v). Mengganti dengan Mosfet tegangan tinggi bisa mengakibatkan panas over.

Lihat contoh dibawah :
  • RDS(on) SMK630 hanya 0.4 ohm
  • RDS(on) 10N60 adalah 0.75 ohm.
 


***********